Selasa, 16 Agustus 2016

BELUM SEPENUHNYA MERDEKA

Ketika aku tertunduk dan menutup mata
Ketika semua fikiranku teringat kata
Ketika proklamasi disuarakan sang ketua
Disitulah fikiranku kembali bersamanya

Teringat kembali barisan para pasukan lawan 
Dengan senjata di tangan kanannya
Menggiring jasa kawan bersimbah darah di sisi kirinya 

Hai generasi ku, 
Tak malukah kalian akan semua ini? 
Tak malukah kalian pada para pejuang? 

Kita terlahir di damainya tanah air
Di atas permukaan tanah subur kehijauan
Di atas tanah dengan seribu kekayaan 
Dan juga diatas darah puluhan tahun yang lalu 

Kau boleh berkelana ke negara sebrang
Ambillah ilmu mereka, tak akan di larang! 
Tapi kembalilah, bangunlah Indonesiamu ini 
Karna Indonesia ada di atas tangan kalian

71 tahun yang lalu kita resmi merdeka dari panjajah
Tapi, apakah kita merdeka dari kemiskinan? 
Atau kejahatan dan kebodohan? 

Jangan kalian menyalahkan siapapun. 
Jangan juga kalian bermain dengan kemerdekaan ini
Kita belum merdeka sepenuhnya 

Jangan pergi dan membanggakan negara lain 
Ada yang lebih menantang dari pada itu, 
Yaitu memberikan kemerdekaan yang sesungguhnya. 



JAKARTA, 17 Agustus 2016, 
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA 71 


Sabtu, 23 Juli 2016

Sajak Aku

Ketika aku melihat binatang langit
Mereka terbang bebas di angkasa
Bersekutu dengan awan putih
Aku tak menangis

Biarpun aku ada di sangkar
Aku bersyukur bisa pamer
Karna ku tahu, wahai sang bebas
Kalian tak akan sanggup menjadi aku

Tetapi, jika aku hidup 101 lagi
Aku takkan pernah memilih aku 
Aku takkan memilih sangkar
Biarpun aku bersyukur sekarang

Ketika kalimat terakhirku sebuah kebohongan
Aku takkan hidup sejauh ini
Tetapi aku tak tahu sampai kapan bertahan 
Dan kapan aku kehilangan diriku lagi 

Aku merasa kosong tiga detik lalu
Mungkin aku hanya bingung
Kemanakan sajak ini akan berlalu? 
Kehidupan ataulah kematian? 


JAKARTA, 22 Juli 2016
mungkin aku akan hilang selamanya.  

Senin, 06 Juni 2016

Biarkan Aku Menggapaimu


Detik-detik terakhir dalam keheningan 
Hari-hari terakhir kaki kita menapak pada lantai yang sama 
Kita sudah memasuki bulan yang terakhir 
Tapi bagiku kau tetap seperti yang pertama ku pandang

Hai, apa kabarmu? 
Sudah lama kita tak berbicara 
Dengan maupun tanpa tanda tanya

Bermilyar detik aku menunggu 
Kau yang tak ingin ada di sampingku
Tapi waktuku melihatmu hanya hitungan hari
Apakah tak ada kesempatan kecil untukku? 

Aku ingin memiliki kenangan bersamamu
Kenangan terakhir di detik terakhir
Di menit, jam, hari dan tahun terakhir 
Aku ingin kau ada disana 

Berikan aku kesempatan untuk menggapaimu kembali
Balas telapak tanganku, 
Pegang aku ke atas samudra
Berdansa bersama para bintang
Di atas dinginnya ombak merdu 

Bolehkah aku memohon? 
Untuk jangan melepas tanganku
Dan membuatku terjatuh lagi? 

Jakarta, 7 Juni 2016
Dibawah cahaya pantulan, memimpikanmu untuk yang terakhir kalinya

Kamis, 02 Juni 2016

Kembalilah

Di dalam ketenangan aku bernyanyi
Terlarut diantara bintang yang terjatuh
Apakah kamu akan mengambilnya untukku? 

Beratus detik lamanya kau pergi
Tenggelam didalam lautan jarum jam
Ini bukan tentang kamu yang pergi
Tapi tentang kamu yang datang

Jika kau ada, jiwaku menggebu
Dan hilang saat kau pergi
Lantas, apakah kamu mau membuatku menggebu kencang lalu hilang? 

Jalan pulang menuju ibukota membuatku teringat
Akan kamu yang telah hilang
Oh, jiwaku kembali menggebu
Apakah kau akan datang? 

26 Mei 2016, 
Diantara Jogjakarta dan Jakarta
Aku yang selalu menunggumu. 

Rabu, 04 Mei 2016

Bersama Bintang

Untuk dirimu yang berlutut dibawah pohon 
Pandanglah ke atas, lihatlah para bintang 
Mereka bersinar untuk kamu 
Tersenyumlah. 

Diatas sana mereka melihatmu
Memanggilmu bermain tanpa oksigen
Ayo ikut terbang di angkasa!
Apa kau tak lelah di kandang raksasa itu? 

Kamu bintang yang mana? 
Sirius? Vega? Capella? 
Yang memancarkan cahaya terindah menyilaukan 
Atau kamu Proxima Centauri? 
Yang paling dekat denganku di bumi ini

Mulailah permainanmu di angkasa raya
Bersama ribuan temanmu di atas sana
Kembalilah jika kau sudah bahagia 
Dan bawalah senyuman abadi. 

Jakarta, 4 Mei 2016
Aku yang menunggumu di bawah langit malam.

Selasa, 01 Maret 2016

Neonglowfc.

Di rumah ini
Di tempat yang ku harap bukanlah fana
Bagaikan candi 1001 malam,
Yang mengukir sebuah gambaran kesetiaan 

Di kerajaan tanpa kejayaan ini, 
Aku dipertemukan dengan sekelompok malaikat
Yang selalu memelukku berjalan lurus
Aku ingin keabadian itu nyata. 

Ku harap mereka selalu ada
Menunggu ragaku kembali
Dibawah cakrawala kelamnya dunia
Sebelum fajar kembali datang

Aku rindu memuji sang Raja bersama
Mendengar kataNya sebelum Ia datang
Semua begitu nyaman, tetapi detik terus berdetik
Pelukan kami terlepas, akupun terjatuh
Tapi waktu takkan pernah salah

Aku berjalan pincang
Sendiri di tengah penatnya dunia
Semua terasa sepi
Oh waktu, berhentilah! 
"Kapan semua akan kembali?"

Syair Malam Kelam

Hidupnya di puncak menara
Bagaikan kuda berjalan kelana
Bermain main di atas logika
Hatinya entah kemana

Rela dia menginjak teman 
Selesai sudah menjadi kawan 
Semua tinggal lah lawan 
Dengan prasasti penuh kenangan 

Dia hanya pura pura 
Menutupi titik semesta 
Hatinya menganga 
Hidupnya sebatang kara 
Bermalam dengan hara 
Di dekapan para peraga 

Sayapnya tercerai berai 
Siapa yang peduli? 
Angannya tiada lagi 
Waktunya tak kembali 
Semua terisi lagi 

Berjalan dia bergiring 
Dibelakang ia miring 
Menuju tiang garam 
Mengobarkan api padam 
Diselimuti gelapnya malam 
Bersama kenangan kelam